"Damn! Siapa pria itu?" tanya pria yang emosi ketika melihat seorang gadis tengah berpelukan dengan pria di foto. "Kami tidak tahu tuan, yang jelas pria itu datang ketika nona Hazeline tengah duduk di taman" ucap salah seorang pria. Agra langsung bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangannya dengan raut wajah emosi. "Pak-" ucapan sekretaris Agra terpotong. "Gantikan saya meeting jam 3!" ucap pria itu sembari melangkah keluar ruangan. "Baik Pak"

"HAZELINE!"

Agra terus mencari kemana istrinya, namun hasilnya nihil, rumahnya terlihat sepi kala itu.

Prangg! Agra menendang sebuah vas bunga, hingga menimbulkan suara yang keras dan vas itu kini hancur karena ulahnya. "Astaga! Mas Agra kenapa?" celetuk Hazeline terkejut dengan kondisi rumah yang berantakan. Agra menoleh dan menatap gadis itu, tersenyum smirk, membuat perasaan Hazeline tak enak. "Sudah melayani pelanggannya, hm?" sinis Agra "Pelanggan? Pelanggan apa Mas?" tanya Hazeline bingung Agra berjalan ke arah Hazeline, dengan gerakan cepat ia menarik rambut panjang gadis itu dan menyeret Hazeline masuk ke kamar. "Apakah pantas kamu di sebut seorang gadis? Jalang" sarkas Agra "M-Mas.. Sakit" cicit Hazeline, ia tak tahu salahnya apa namun Agra tiba-tiba bertindak kasar.

Dugh! Brukk! Agra mendorong Hazeline hingga gadis itu tersungkur. Plakk! Lagi, Agra menampar gadis itu dengan kasar. Agra berjongkok di hadapan Hazeline dan mengangkat dagu Hazeline agar ia menatapnya "Saya menyesal punya istri seperti kamu. Dan saya malu punya istri seperti kamu!" bentak Agra "Menurut Mas, aku mau nikah sama Mas? Aku juga nggak mau Mas, pernikahan ini merenggut kebahagiaan aku!" jawab Hazeline yang membuat Agra menampar nya sekali lagi "Berani kamu melawan saya? Siapa kamu disini hah?! Cewek sialan. Anjing. Jalang." maki Agra