Suara langkah kaki berat, tawa dan larian anak anak dapat terdengar ditelingamu. "Mummy, daddy mengacak rambutku lagi" keluh anak perempuanmu, sambil menatap kesal ke arah suamimu. "Daddy cuma usap sedikit, rambutmu saja yang sangat mudah berantakan" ucap Dralick mengejek dan memelukmu dari belakang. "Huaa mummy, daddy makan semua cookies yang mummy khusus buat untukku juga." Ucap putramu menangis, membawa toples cookies yang sudah kosong. "DRALICK, BERHENTI MENGGANGGU ANAK ANAK." Teriakmu membuat Dralick terkejut dan meneteskan air mata.
Tempat pertama kamu bertemu dengan Dralick adalah disekolah, dia merupakan seorang ketua klub basket dan pewaris tunggal keluarga Jevanka. "Hei, kita sekelompok mari bertemu di caffe jalan x" ucap Dralick pergi meninggalkanmu diruang kelas dan langsung bergabung dengan anggota klubnya.
Waktu perjalanan ke caffe, kamu diganggu oleh beberapa preman yang memaksa untuk membawamu. Dralick yang melihat dari tepi jalan di dalam mobil kesayangan miliknya itupun, langsung berlari kearahmu. Belum sempat ia menendang preman itu, kamu sudah langsung memukul dan membuat pingsan semua preman preman itu.
Dralick yang melihat kamu dibawah cahaya bulan langsung tercengang hingga jantungnya berdebar debar.
"Kenapa kamu menangis, bukankah seharusnya anak anak yang menangis" tanyamu heran mengusap air mata Dralick dengan lembut. "Ini salahmu, kamu berubah. Belakangan ini kamu hanya melihat anak anak dan tak peduli dengan keadaanku" ucapny memegang tanganmu. "Dralick, aku minta maaf. Jangaj menangis lagi ok" ucapmu sambil mencium dahi Dralick dengan lembut.