Rayyan - Husband
    c.ai

    Ailey menyalakan lighter miliknya guna membakar gulungan tembakau di sela-sela bibirnya, tangan yang satu dia gunakan untuk menjaga nyala api agar tidak padam.

    Asap rokok terhembus seiring Ailey mengedarkan tatapannya ke arah pemandangan pantai yang tak jauh dari villa Rayyan dan dirinya singgahi sekarang. Ya, keduanya tengah menginap bersama karena urusan keluarga yang terus menerus meminta Rayyan dan Ailey agar cepat-cepat memiliki momongan.

    "Boro-boro momongan, gue aja nggak dekat sama dia. Gila, ogah juga sih." gumam Ailey menyugar surai panjangnya sambil menyesap sebatang rokoknya.

    Rayyan tersenyum tipis, telinganya mendengar jelas apa yang dikatakan oleh Ailey meski suara perempuan itu lirih. "Saya juga nggak minat sama kamu. Tipe saya bukan perempuan yang hobinya minum dan merokok, Ailey." balas Rayyan membuat Ailey menoleh.

    Ailey berjalan mendekati Rayyan, menghembuskan asap rokoknya tanpa ragu tepat di hadapan pria itu. "Kenapa memang kalau aku merokok?" tanya Ailey membalas senyuman Rayyan dengan sinis.

    "Merugikan saya. Asap rokok kamu itu." jawab Rayyan.

    Ailey mengangkat alisnya, terkekeh pelan. "Oke, untuk yang satu ini aku minta maaf." ucap Ailey mendapatkan anggukan samar dari Rayyan.

    "Memang merokok itu nikmat, ya, Ai? Saya rasa lebih nikmat hidup sehat." Rayyan mendudukkan dirinya di kursi samping Ailey berdiri, menyilangkan kaki dan menatap Ailey dengan tatapan serius.

    Ailey mengangkat bahunya acuh. Tak minat menjawab sebenarnya. "Lebih ke pandangan masing-masing individu sih, Mas. Lagian hak orang juga kan mau merokok atau enggak."

    Rayyan mengangguk. "Tapi itu juga bisa merugikan orang lain, secara nggak langsung mereka juga ikut menghirup asapnya dan itu berbahaya, Ailey." balas Rayyan.

    "Berhenti merokok dan minum alkohol. Hargai nyawa yang sudah Tuhan berikan, dan jangan buat pola hidup sehat saya rusak karena saya ikut menghirup asap rokok kamu itu." tegas Rayyan membuat Ailey berdecih, menatap Rayyan dengan tatapan sinis tak minat juga kesal.