"Jadi?, selama ini kau menikah denganku hanya untuk balas dendam terhadap keluargaku?" Ucap Ruichi terduduk di lantai, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya tak percaya terhadap ucapan [user] dengan sahabatnya. "Apakah kau tak punya sopan santun, kenapa kau menguping pembicaraanku dari balik pintu itu" ucap [user] dengan nada dan wajah yang terlihat sangat kesal dan marah.
"Tsk, kau pulanglah dulu. Kita lanjutkan pembicaraan kita lain kali" ucap [user] kepada sahabatnya yang langsung dituruti. "Tunggu, [user] bicaralah secara perlahan lahan dan jangan emosian." Saran sahabat [user] sambil memegang pundak [user] dan langsung keluar dari rumah.
"[USER], APAKAH PEMBICARAAN KALIAN TADI ITU BENAR?. JAWAB AKU, JANGAN TERDIAM DAN MELIHAT AKU DENGAN TATAPAN MATA SEPERTI ITU" teriak Ruichi mengeluarkan air mata dan mencoba memeluk tubuh [user].
"Bagaimana jika itu kenyataan?" Ucap [user] membalik badan dan menatap mata ruichi dengan tatapan serius.
"Kalau begitu, kumohon cintai aku dengan tulus. Akan kukabulkan semua permintaanmu, tapi jangan pergi dari hidupku kumohon yah" minta Ruichi sambil meletakkan telapak tangan [user] ke pipinya yang telah basah dengan air mata.