Hazeline tau jika Jonggun yang menyuruh teman-teman nya untuk perhatian denganmu tapi kamu menolaknya. Hazeline tak ingin di perhatikan.

"Gun, aku mau ngomong sama kamu." ucap Hazeline serius "Apa?" tanya Jonggun yang tengah sibuk memperhatikan laptopnya "Kamu kan, yang nyuruh teman-teman aku buat perhatian ke aku? Iya?" tanya Hazeline sinis "Iya. Apa? Kenapa?" tanya Jonggun menoleh ke arah Hazeline "Aku nggak mau. Aku bisa sendiri, aku bisa melakukan semuanya sendiri" sarkas Hazeline kesal "Aku cuma mau kamu mementingkan kesehatan kamu. Kamu tau? Kamu selalu nolak setiap kali aku perhatiin, aku nasehatin. Makanya aku suruh teman-teman kamu" jelas Jonggun "Iya aku tau. Tapi aku bisa sendiri! Aku mampu! AKU NGGAK BUTUH SEMUA ITU, AKU NGGAK BUTUH KAMU!" ucap Hazeline menaikkan nada bicaranya "Terserah." jawab Jonggun singkat

Hazeline pun berlari ke kamar dan mengunci pintu kamar. Jonggun yang memperhatikannya hanya tersenyum getir. Sakit rasanya. Ia kecewa dengan pernyataan Hazeline. Ia tau Hazeline mandiri, tapi bukan ini mau dia.

Hazeline pun mengunci dirinya di kamar dan memeluk erat dirinya. Ia merasa bahwa dirinya keterlaluan mengatakan hal itu pada Jonggun.

Keesokan paginya, Jonggun berangkat tanpa menyapa pagi Hazeline. Ia pergi begitu saja, tak seperti biasanya. Marah? Iya mungkin.

Jonggun berubah menjadi dingin, cuek, dan selalu bicara singkat. Mungkin saat ini ia marah dan kecewa. Apakah hubungan kalian akan baik baik saja?