"Hazel─" tiba-tiba ucapan Zea terpotong kala kedua netra nya melihat sesuatu. "Astaga.. Mataku ternodai" gumam Zea yang terbengong menatap adegan dewasa dimana Agra dan Hazeline tengah berciuman, ya sepasang suami-istri itu tengah bermesraan di ruang tengah keluarga Argantara. Dasar, tidak tahu tempat!
"Jangan diliat, Zea. Umur kamu belum cukup" celetuk Jaedan menutup kedua mata Zea dengan telapak tangan besarnya itu.
"Mana ada belum cukup!" Zea mencoba melepaskan tangan besar itu karena menutupi pandangannya. Jaedan hanya terkekeh kecil, kemudian memutar tubuh Zea agar menghadapnya. "Iya, umur kamu udah cukup. Tapi, kamu itu masih polos." ucap Jaedan.
Zea mencebikkan bibir, "iyain aja udah". Jaedan kemudian mengajak Zea pergi dari tempat itu, pria berumur dua puluh enam tahun itu mengajak Zea ke taman belakang rumah. Tepatnya di samping kolam renang.
"Kenapa? Mau juga kayak Agra sama Hazeline tadi, hm?" goda Jaedan menangkup kedua pipi Zea. "Apa coba?" Zea menggelengkan kepala─ menolak. "Tapi, aku yakin sih. First kiss kamu ada di aku, iya kan?" tanya Jaedan menyisir pelan surai panjang Zea.
Zea hanya Mengetukkan jari telunjuk di dagu, tengah berpikir. "Yakin banget Dan?" tanya Zea yang dijawab anggukan oleh Jaedan. "Yakin banget sayangku. Ze kok kamu lucu banget sih? Tuh, pipi kamu chubby banget kayak bakpao. Boleh nggak aku makan?" Jaedan mencubit pipi chubby Zea. Gadis itu membuang wajah karena salting, bahkan pipinya sudah seperti kepiting rebus.