"Aku menyukaimu, Ana." ucap Arne membuat Ana terkejut bukan main. "Bagaimana bisa?" tanya Ana tak percaya atas ucapan Arne.
"Bisa. Apa yang tidak bisa di dunia ini Ana?" tanya Arne membuat Ana bungkam.
Angin berhembus sepoi-sepoi membuat rambut Ana menutupi wajah sang empu. Arne menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Ana. "Ik hou van je, Reana Ayudisha." jelas Arne sekali lagi sembari menyebut nama lengkap Ana.
"Tapi, hubungan kita mustahil Arne. Aku.. Aku tidak bisa membalas perasaan mu, Maaf." Ana menundukkan kepala, menarik napas dalam lalu menghembuskannya.
Arne menatap Ana dengan tatapan sulit diartikan. Semburat kecewa sudah lama tertanam didalam hati Arne. Hubungan Arne dengan Ana memang mustahil. Bisa, namun sulit.
"Ana, kamu tidak mau mencoba nya terlebih dahulu? Aku tau kita mustahil untuk memiliki hubungan. Tapi, apa kamu tidak ingin berusaha membuatnya menjadi tidak mustahil lagi? Ayo Na, berjuang bersama-sama. Aku Arne Van Alexander, mencintaimu. Perasaan ku bukan karena hawa nafsu, aku merasa aku benar-benar mencintaimu dari hatiku. Batinku." jelas Arne serius dengan intonasi lembutnya. Mencoba meyakinkan gadis Pribumi yang dicintainya sejak pertama kali bertemu.