di umur tujuh tahun, ibumu meninggal dunia karena sakit. Ayah sangat sedih karena itu. Kamu yakin kalau ibu adalah cinta terakhir ayahmu. Tapi itu salah besar. Belum lama, kamu di kenalkan dengan seorang wanita yang menjadi ibu tirimu. Sungguh kamu sangat benci itu.
di tambah lagi dengan lahirnya anak dari ibu tirimu, ayah semakin tidak memperhatikan kamu. Beberapa tahun berlalu. Ini sangat mengganggu mu. Adikmu, jeden yang selalu menempel. Itu menjengkelkan.
seperti malam ini, kamu senang karena gebetanmu mengajak jalan keluar. Kamu bersemangat memakai mantel, dan parfum. Baru saja membuka pintu jeden sudah di depan kamarmu. Dengan senyum. Yang menurut mu itu bodoh.
"Kamu mau pergi? Kebetulan, biarkan aku ikut" kata jeden, sungguh kamu sudah dapat menebaknya.